Rabu, 01 Juni 2016

Ayahku (bukan) Pembohong karya ilmiah

Lembar  Pengesahan

  Karya ilmiah novel yang berjudul “Ayahku (bukan) Pembohong” ini ditulis oleh :
Nama :
NIS    :
Kelas :
  Yang telah disetujui guru pembimbing sebagai tugas akhir mapel Bahasa Indonesia.

Semarang,           16           Mei   2016
Guru pembimbing

          (..................................)
                 NIP : ...............................



MOTTO
1) Pengalaman adalah guru terbaik yang pernah ada.
2) Akan banyak gangguan dan godaan untuk meraih tujuan. Tetapi jika selalu mengikuti visi awal, tidak ada keraguan akan berhasil.
3) Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yang menjadi obat.
4) Kebahagian ada pada hati yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan.

PERSEMBAHAN
Karya ilmiah yang saya buat tak lepas dari dukungan pihak pihak terkait.  Maka dari itu saya mengucapkan terimakasih pada :
1) Madrasah tercinta, man 1 semarang
2) Guru bahasa indonesia, ibu muawanah yang menberikan tugas akhir ini.
3) Orang tua yang telah memberi dukungan baik moral maupun materian.
4) Teman – teman yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Mari panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah novel yang berjudul “ Ayahku (bukan) Pembohong”.
 Karya ilmiah novel ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya ilmiah novel  ini.  
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki  karya ilmiah ini.
 Akhir kata saya berharap semoga karya ilmiah novel yang berjudul “Ayahku (bukan) Pembohong” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
                                                                                     Semarang,          16         Mei   2016


                                                                                              ( nama terang )





DAFTAR ISI

Surat Pengesahan...........................................................................................................
Motto dan Persembahan.................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3. Tujuan................................................................................................................
1.4. Manfaat..............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Kajian unsur intrinsik dan ekstrinsik................................................................
2.2. Kajian unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam novel.................................
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................
3.2. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSAKA......................................................................................................
LAMPIRAN
1. Cover Novel...................................................................................................
2. Sinopsis.............................................................................................................
3. Biografi Penulis Novel......................................................................................



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni ( Wellek & Warren, 1995:3 ). Dikatakan sebuah karya seni karena memiliki suatu nilai keindahan dalam karya tersebut. Meskipun demikian, karya seni juga memiliki cakupan yang cukup luas.
Satu diantara karya sastra adalah novel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah. Novel merupakan teks fiksi yang lahir dari daya cipta, imajinatif, kreatif, dan eksploratif pengarang untuk menyampaikan segala kehendak atau segala yang menggejala dalam kesadaran batin pengarang. Penyampaian tersebut dinyatakan lewat unsur-unsur fiksional yang berlaku atau telah menjadi konvensi dalam penulisan prosa, sehingga terwujud dalam bentuk artefak sastra yang memuat unsur kreatif. 
  Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar, rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan. Pendapat lain juga menjelaskan novel merupakan fiksi naratif modern yang berkembang pada abad pertengahan ke-18. Novel berbentuk prosa yang lebih panjang dan kompleks daripada cerpen, yang mengekspresikan sesuatu tentang kualitas atau nilai pengalaman manusia. Memahami novel mampu membawa pembaca untuk lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan dibidang sastra. Melalui pendekatan analitis, elemen yang dibahas adalah menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel, dimulai dari tema, tokoh, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.
Novel sering dianggap bersinonim dengan fiksi karena definisi fiksi juga berlaku untuk novel. Novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek. Novel dan cerpen sebagai karya fiksi mempunyai persamaan karena dibanguun oleh unsure- unsur pembangun. Oleh karena itu, novel dapat dianalisis sebagaimana layaknya menganalisis cerpen. Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. 
Pentingnya menganalisis novel pertama dapat dilihat dari tema, melalui tema pembaca dapat mengetahui pokok permasalahan karya fiksi yang diangkat. Selanjutnya tokoh, peranan tokoh dalam karya fiksi sangat membantu pembaca menemukan karakter dari masing-masing tokoh, apakah berisifat protagonis maupun antagonis. Masalah selanjutnya yaitu alur atau pengaluran, yang menjelaskan satuan peristiwa dari permasalahan fiksi yang diangkat. Unsur lain yaitu latar, latar dalam hal ini dibedakan menjadi latar tempat, waktu, dan suasana. Selain masalah unsur di atas masalah lain seperti gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat sangat diperlukan untuk menjadikan sturktur fiksi yang menarik.
Usaha untuk dapat memahami karya sastra (termasuk prosa fiksi) diperlukan suatu pendekatan. Salah satu pendekatan dalam menganalisis prosa fiksi adalah pendekatan struktural. Novel yang akan dianalisis dalam makalah ini yaitu novel “Ayahku (bukan) Pembohong” karya Tere-Liye. Novel ini merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup oleh ayahnya.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana unsur intrinsik novel “Ayahku (bukan) Pembohong” karya Tere-Liye.
1.2.2. Nilai apa saja yang terdapat dalam novel “Ayahku (bukan) Pembohong” karya Tere-Liye.
1.3. Tujuan
1.3.1. Menguraikan unsur intrinsik yang tedapat dalam novel “Ayahku (bukan) Pembohong” karya Tere-Liye.
1.3.2. Menguraikan nilai-nilai yang terdapat dalam novel “Ayahku (bukan ) pembohong” karya Tere-Liye.
1.4. Manfaat Penelitian 
1.4.1. Manfaat Teoretis 
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Praktis 
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan yang dapat menambah wawasan mengenai karya sastra.
2. Bagi Pendidik.
Hasil penelitian ini diharapka dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran bahasa dan sastra.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Kajian Unsur  Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik.

2.1.1. Kajian Unsur Intrinsik dalam novel.
Usur intriksik adalah unsur yang membangun jalanya sebuah cerita atau karya sastra.
1) Tema (Gagasan utama/pikiran pokok.)
Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009: 70).
2) Tokoh
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu perwatakan tertentu, kepribadian yang tunggal, dan tidak memungkinkan terjadi perubahan pandangan tentang sifat yang yelah dianutnya. Tokoh sederhana mudah diidentifikasi oleh pembaca karena kedataran sifat dari tokoh tertentu ketika menghadapi permasalahan (Nurgiyantoro, 2009: 182).
3) Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang lain. Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44).
4) Alur.
Alur atau plot adalah rentetan peristiwa yang membentuk struktur cerita, dimana peristiwa tersebut sambung sinambung berdasarkan hukum sebab-aklbat (Forster, 1971:93).
5) Latar.
Latar menurut Abrams (1981: 175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
a) Latar Tempat
Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan dimana peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan nama dari tempat tersebut. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta, Madiun, atau nama inisial seperti, Y, J, M.
b) Latar Waktu
Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu peristiwa-peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi (Nurgiyantoro: 2009: 230).
c) Latar Sosial
Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009: 233).
6) Sudut Pandang.
Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang sudut pandang tersebut.
7) Gaya Bahasa.
Gaya bahasa (style) merupakan cara pengucapan pengarang dalam mengemukakan sesuatu terhadap pembaca (Ambrams, 1981: 190-1 via Nurgiyantoro, 2009: 276). Dalam stile juga terdapat beberapa unsur seperti, leksikal, struktur kalimat, retorika, dan penggunaan kohesi. Berikut penjabaran tentang unsur-unsur tersebut menurut Nurgiyantoro (2009: 290-309).
8) Amanat.
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321).
2.1.2. Kajian Unsur Ekstrinsik.
Unsur Ekstrinsik menurut Nurgiyantoro (2009: 23) adalah unsur yang berada di luar karya fiksi yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri. Sebelumnya Wellek dan Warren (1956 via Nurgiyantoro, 2009: 23) juga berpendapat bahwa unsur ektrinsik merupakan keadaan subjektivitas pengarang yang tentang sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang melatarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi, dapat dikatakan unsur biografi pengarang menentukan ciri karya yang akan dihasilkan.

2.1. Kajian Unsur Intrinsik dan Nilai-Nilai yang terdapat dalam Novel.

2.1.1. Kajian Unsur Intrinsik Novel
1. Tema 
Berkisah tentang seorang anak yang membenci dongeng ayahnya dan menganggap ayahnya pembohong. 
2. Alur (Maju – mundur)
Alur yang digunakan adalah alur campuran. Walau menggunakan alur campuran, novel ini tidak membuat pembaca bingung, namun justru menikmati setiap masa ketika Dam kecil dan kembali ke kehidupan Dam dewasa.
Tahap – Tahap :
a) Pengenalan
Ayah mulai bercerita kepada Dam tentang banyak kisah-kisah pengalaman milik ayah.
b) Konflik 
Dam menjadi remaja dan masuk sekolah di Akademi Gajah yang hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Dam mulai mencari tahu tentang benar atau tidaknya semua cerita-cerita yang diceritakan ayahnya yang selama ini di ceritakan padanya. Dam menemukan satu buku tentang salah satu kisah yang pernah diceritakan padanya. ia mulai berfikir bahwa ayahnya telah berbohong.
c) Klimaks.
Dam menemukan buku-buku dan membacanya lalu ia menyadari ternyata cerita di buku-buku tersebut sama dengan apa yang diceritakan ayahnya selama ini. Lalu, ketika libur tahunan, Dam bertanya kepada ayahnya, Ia mencoba bertanya apakah cerita itu benar, tetapi ayahnya tetap menjawab bahwa semua cerita itu tidak bohong. Di sisi lain, di katakan bahwa ibu nya meninggal dunia. Dam menyangka bahwa selama ini ayah telah berbohong atas penyakit yang diderita ibu selama ini. Dam lelah atas semua cerita ayahnya yang tidak masuk akal, hingga pada akhirnya mulai saat itu Dam tidak percaya lagi kepada ayahnya.
d) Penyelesaian .
Tiba pada akhirnya Ayah Dam meninggal dunia. sebenarnya Dam sangat terpukul atas kepergian Ayahnya. Lalu Dam datang ke pemakaman ayahnya. banyak orang yang datang untuk melayat, termasuk tokoh-tokoh yang diceritakan ayah ketika masih hidup,  Sang Kapten dan lain-lain. Sejak saat itu, barulah Dam menyadari bahwa selama ini semua cerita ayahnya itu bukanlah bohong, tapi benar-benar kejadian nyata.
3. Tokoh dan Penokohan.
a) Dam
i. Baik : “Dia anak yang baik. Dia menjaga wanita tua ini sepanjang perjalanan”(hal172)
ii.  Penasaran : “Teruskan. Yah. Teruskan…..”(hal 13)
iii.  Pantang menyerah : “Tangan dan kakiku terus mengayuh. Setengah jam berlalau, satu anak sudah berhenti di ujung kolam tersengal dan menyerah”(hal 27)
iv.  Tegas : “Ayahku bukan pembohong. Seluruh kota tahu ayahku jujur…..”(hal 163)
b) Ayah
i. Bijaksana : “Yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina”
ii.  Peduli : “Bagaimana sekolahmu di tahun kedua, Dam?”(hal 177)
c) Ibu
i. Peduli : “Kau belum menyisir rambutmu Dam!”(hal 19)
 “Bukanya sudah ibu bilang, kau tidak usah menonton……”(hal 19) 
ii. Baik : “Ibu percaya Dam.”
iii.  Pengertian : “Ibu menatapku lamat-lamat, lantas mengelus rambutku...”(hal 109)
iv.  Tegas : “Siapa dia boleh makan kue itu? Dia masih dihukum!”(hal 38)
d) Taani (istri Dam)
i. Peduli : “kaki kau pegal, Dam?”(hal 20) , “DAM! Kau dimana?”(hal 40)
ii.  Pengertian : “Ayah tinggal sendirian, Dam. Tidak ada yang memaksa apakah ayah sudah makan atau belum, mencuci pakaian, atau membereskan rumah……”(hal 265)
e) Jarjit 
i. Baik : “Sarapan, Dam”(hal 20)
ii.  Sombong : “sepertinya dugaanku benar, kawan. Rambut jeleknya membuat dia tenggelam…..”(hal 36)

4. Latar 
a) Waktu
i. Malam Hari : “Percuma saja kau tunggu. Malam ini…..”(hal 8)
ii. Dini Hari : “Tidur Dam. Ini sudah pukul tiga dini hari.”(hal16)
iii. Pagi Hari : “libur panjang selesai. Pagi ini ayah dan ibuku mengantarku ke stasiun kereta”(hal122)
b) Tempat
i. Ruang Keluarga : “Lima belas detik ruang keluarga lengang”(hal16)
ii.  Ruang Kelas :  “…. Ibu guru menyuruhku berdiri di pojok kelas.”(hal 20)
iii.   Pemakaman : “.. si nomor sepuluh tinggal sepuluh langkah dari pusara ayah”(hal 296)   
iv.   Kolam renang : "Kolam renang kota ramai oleh anak-anak…"(hal 23)
v.  Lobi Sekolah : "Melihat anggota Tim pemburu memasuki lobi sekolahku benar-benar menghilangkan seleraku”(hal 221)
vi.   Perpustakaan : "Seperti yang kuduga aku akan menemukan buku itu esok harinya saat melanjutkan hukuman membersihkan perpustakaan sekolah."(hal 147)
c) Suasana
i. Ramai : “Lapangan sekolah ramai oleh anak-anak yang bermain bola kasti. Tertawa, saling kejar dan...”(hal 21)
ii.  Sepi : “Ruang kerjaku lengang, menyisakan denging laptop”(hal189)
5. Sudut Pandang  :  Orang Pertama Pelaku Utama
6. Gaya Bahasa. 
Novel ini menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti seluruh penikmat novel.
a) Hiperbola :
“Sejak aku tahu Ibu sakit-sakitan, paham bahwa ibu punya kelainan bawaan yang membuat ia seperti rumus matematika...”(hal 174)
“Terlambat, perayaan ulang tahun Ibu hancur berkeping-keping.(hal 192)
b) Personifikasi
“Retro tertawa lebar melihat ikan-ikan itu berlompatan berusaha kabur dari jaringnya saat berhasil di angkat.”(hal 203)


7. Amanat.
Janganlah kita berburuk sangka pada seseorang, karena sesungguhnya apa yang kita lihat itu belum tentu sebenarnya apa yang kita pikirkan. 
2.1.2. Kajian Nilai-Nilai yang terdapat dalam Novel.
a) Nilai Budaya Mendengar cerita ( budaya keluarga)
Sejak kecil, bahkan sejak aku belum biasa di ajak berbicara. Ayah sudah suka bercerita
b) Nilai Moral
“ Kita sudah bersepakat. Setengah jam sudah lewat, saatnya tidur. Kalian tidak akan melanggar kesepakatan kita, bukan? Atau tidak akan ada  lagi orang yang menghormati janji kalian.” (Hal 109)



BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sastra merupakan cermin bagi masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat.
Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh semua orang, baik dalam kalangan penikmat novel atau bukan. Karena di dalam novel ini memaparkan bagaimana seharusnya kita menuntut ilmu, bersikap baik kepada kedua orang tua dan kepada semua orang yang kita kenal maupun tidak kita kenal serta menghargai semua orang. 
3.2. Saran 
Setelah menganalisis sebuah novel terbitan terbaru dalam tugas ini. Dari kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran yaitu untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam menganalisis sebuah novel baik dari unsur intrinstiknya, pendekatan yang digunakan dalam analisis novel, dan juga interpretasinya dalam kehidupan. 



DAFTAR PUSTAKA

Situmorang, T Sandy. 2013. Tiga Cinta ( Love is more than just a game fot two). Yogyakarta: Media Pressindo.
Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1992 (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia ( Terjemahan Dick Hartoko).
Nurgyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada  University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.



LAMPIRAN





SINOPSIS


Judul Novel          : Ayahku (bukan) Pembohong
Karya                   : Tere-Liye
Halaman               : 299 halaman
Tahun Terbit        : Juni 2011
Cetakan                : II (dua)
Penerbit                : PT Gramedia, Jakarta

Dam adalah salah satu anak yang dibesarkan oleh cerita dongeng dan dengan mudah nya ia pun percaya dengan segala dongeng yang diceritakan Sang Ayah.
Sang Ayah menceritakan mulai dari tentang kedekatan nya dengan pemain sepakbola dengan nomor punggung sepuluh “El Capitano! El Prince”, surat menyurat dengan pemain bola tersebut, mendapat apel emas dari lembah bukhara, berteman baik dengan Si Raja Tidur. Tetapi, suatu hari saat Dam bersekolah di Akademi Gajah, ia menemukan buku dongeng “Lembah Bukhara” di perpustakaan sekolah. Dam teringat pada cerita Sang Ayah. Akhirnya ia menyadari bahwa ia tertipu oleh Sang Ayah atas cerita yang diberikan. Dari sejak saat itu, Dam tidak mau mempercayai lagi cerita yang Sang Ayah berikan. Cukup baginya tertipu terus menerus. Akhirnya sejak itu, hubungan Dam dan Sang Yah mulai renggang.
Setelah bertahun-tahun kemudian, akhirnya Dam menikah dan dikaruniai dua anak laki-laki yang bernama Zas dan Qon. Dam berusaha menjauhkan anak-anaknya dari Sang Ayah agar tidak mendengarkan cerita bohong nya itu. Tetapi semua itu sulit, Sang Ayah memang pandai bercerita.
Sekarang Sang Ayah sudah tua, sudah memiliki dua cucu, tetapi Dam masih kesal dengan cerita-cerita bohong itu. Sang Ayah sudah tinggal bersama Dam selama 6 bulan, tetapi Dam masih tidak peduli dengan Sang Ayah. Hingga suatu hari Sang Ayah jatuh sakit. Dam mulai menyadari bahwa Sang Ayah membutuhkan nya. Dam pun menyesal selama ini sudah tidak peduli terhadap Sang Ayah.
Beberapa hari kemudian sejak jatuh sakit, akhirnya Sang Ayah meninggalkan Dam lebih cepat. Keesokan harinya, Sang Ayah pun dimakankan. Antrean pelayat mengulur panjang. Tak disangka Sang Pemain bola nomor sepuluh datang ke pemakaman Sang Ayah. Bukan hanya pemain no sepuluh saja yang datang, tetapi semua tokoh yang Sang Ayah ceritakan benar-benar datang. Bahkan Sang Kapten mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan Sang Ayah, ia menyesal tidak pernah menemui Sang Ayah lagi setelah beberapa waktu. Saat itu akhirnya Dam mendapat kebenaran, bahwa Sang Ayah bukan seorang  pembohong.








BIOGRAFI PENULIS NOVEL


Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia lahir pada tanggal 21 mei 1979. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai. Seperti di sebutkan di atas, Tere Liye tumbuh di Sumatera Pedalaman. Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini sampai saat ini telah menghasilkan 14 karya. Bahkan beberapa di antaranya telah di angkat ke layar lebar. Berdasarkan email yang di jadikan sarana komunikasi dengan para penggemarnya yaitu darwisdarwis@yahoo.com. Bisa di simpulkan sederhana bahwa namanya adalah Darwis. Anda penasaran selengkapnya  silahkan mengikuti komunitas Darwis (Tere-Liye) yang sudah di sebutkan diatas.